Thursday, March 22, 2012

Entering the Crabshell



Belakangan ini, entah kenapa rasanya lelah. Lelah lahir batin. Lelah dimarahi dan disalahkan. Tidak mau bertemu orang lain, tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain, hanya ingin menghilang. Entah kenapa..

Setelah bulan kemarin sempat hampir depresi, lagi. Atau malah sepertinya sudah depresi, bukan hampir lagi. Merasa saat-saat depresi bulan kemarin itu sudah hampir berlalu, ternyata sepertinya belum. Karena belakangan ini merasa teramat sangat sensitif, jadi sepertinya masih dalam masa-masa depresi. Yang biasanya cuek saja, tidak terlalu banyak memasukan omongan orang-orang ke dalam hati, kok belakangan ini merasa sangat mudah untuk tersakiti, merasa tersinggung dan sakit hati. Padahal mungkin orang lain berbicara dengan nada yang biasa, tapi yang aku tangkap artinya bisa berbeda.  Apalagi ketika memang bermaksud membentak atau memarahi, sakit yang terasa jelas-jelas lebih menusuk lagi. Atau pula omongan tertulis orang lain juga maksudnya biasa aja, tanpa ada maksud menyerang atau lainnya, tapi makna yang tertangkap di hati bisa berbeda, apalagi yang memang berniat untuk menyakiti. Benar-benar terasa sakit, menusuk di hati.


Mungkin memang saatnya untuk menghilang, muncul sesekali, setor muka sesekali, entah sampai kapan. Bertemu orang lain berarti harus bisa menghadapi apa saja yang keluar dari orang tersebut, baik ekspresi wajah ataupun kata-kata, baik bertemu langsung ataupun bertemu dalam dunia maya. Aku semacam lelah berusaha memahami orang lain, lelah berusaha mengerti orang lain, lelah bertoleransi perasaan, kapan giliranku dipahami?

Egois ya?

Pada dasarnya setiap orang memiliki ego masing-masing kok. Ketika harus bersosialisasi dan bertemu orang lain, harus saling toleransi terhadap ego masing-masing. Tapi ketika sedang berada pada kondisi yang memang tidak fokus untuk melakukan apapun, tidak fokus untuk bertoleransi ego dan perasaan, mungkin itu saatnya untuk mundur sejenak. Mundur dari dunia, mundur dari banyak orang. Daripada merasa tersakiti dan menyakiti orang lain? Toh hanya satu orang yang menghilang, tidak akan ada yang menyadari dan tidak akan ada yang merasa kehilangan.

Rasanya ingin melakukan apa saja sesukaku, tanpa ada orang lain yang merasa marah atau tersinggung. Rasanya ingin berbuat seenak dan sesukaku, mungkin dengan orang yang bisa memaklumi apa saja perbuatan yang kulakukan. Tanpa aku harus memikirkan perasaan orang lain. Sesekali. Iya, sesekali saja. Karena kalau aku terus melakukan hal sesukaku tanpa memikirkan orang lain, mungkin aku akan tidak punya hati lagi, tidak punya perasaan. Walaupun sepertinya perasaanku sendiri sudah mati, sudah lama sekali. Kalau hatiku sudah mati rasa, tapi saat orang lain menyindir dan menyerangku, kenapa masih terasa sakit ya?

Semacam sudah saatnya menyepi, saatnya introspeksi. Mungkin seharusnya kemarin aku pergi ke Bali ya? Di saat satu pulau Dewata itu sedang menyepi. Seharusnya suasananya juga tenang dan damai, serta menyatu dengan suara alam. Bisa mundur sejenak dari bising dan hiruk pikuknya suara keriuhan kota, sepertinya ide yang bagus. Tidak bisa pergi kemana-mana pun tak apa, di sini saja, rehat sejenak. Menyepi masuk ke dalam cangkang kepiting, mencari posisi yang nyaman di dalamnya dan memulihkan diri. Entah untuk berapa lama, sepertinya aku memang butuh waktu untuk memulihkan diri.

Entering the crabshell, knock only if you missed me…



Dan terima kasih untuk kamu, Bhagavad Sambadha, yang belakangan ini sangat sabar menghadapiku. :)

Lembayung
220312

7 comments:

  1. ada kalanya kita itu bertemu pada titik lelah yang melelahkan dan hingga dengan hal yang mungkin tak diinginkan semua orang. Kita hanya dapat mengendalikan emosi kita dan yakin kita bisa menghadapi masalah yang datang. Jadi, judulnya teteup 'mengendalikan esmosi'

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan ketiksa saatnya merasa tidak bisa mengendalikan emosi, mungkin ada baiknya mundur sejenak. :)

      Btw aku tidak menghapus komenku di blogmu lho. Mungkin komennya dimoderasi atau ada data yang eror sehingga jadi menghilang? :)

      Delete
  2. ketika merasa tidak bisa mengembalikan emosi, tidak seharusnya mundur. tetapi bisa melangkah ke arah yang lain / jalan lain menuju tujuan yang sama.

    Masa sih? error kali yah, emailnya sih masuk tp komennya ga masuk. Aku ga pake moderasi-moderasian kok. siapa saja boleh komeng dan ga pake verifikasi2an. ketik klik publish jadilah dia komen :D.

    btw thanks ya da sempatin berkunjung ke blogku yg tak seberapa itu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan melangkah mundur, tapi mundur sejenak dari segala keriuhan. Hibernasi atau sedikit meditasi mungkin.. Lebih ke introspeksi dan menenangkan diri, semoga setelah itu siap bersosialisasi lagi. :)

      Ah, sama-sama. Terima kasih juga sudah berkunjung. :)

      Delete
    2. ooo....
      ada hubungannya kah dengan sering tidak muncul lagi di TL ? :D

      yah, semoga hibernasinya positif.

      Delete